26 September 2012

Mata menceritakan segalanya, segalanya yang disembunyikan oleh lidah.
Terkadang hati terlalu kecil untuk menyimpan segala tentangmu yg terlalu besar. maka dari itu, aku sering membaginya dengan otak.

Disaat kau tak sengaja menunjukkan kesederhanaamu, disitulah aku memandang ada kemewahan dari sifatmu :)

Sebuah Percakapan tentang Kemungkinan (Surabaya Setahun lalu)


Hari ini aku bertemu seseorang yang sudah berlalu, itu setelah seminggu kami putus.

“Mengapa kamu tak mengunjungi aku lagi seperti janjimu.” katanya memulai percakapan.
“Aku tak bisa, kupikir kamu sudah tahu kabar itu dari temanku, yang temanmu juga.”
“Aku tak pernah tahu.”
***
“Mengapa kamu tak pernah menjelaskan?”
“Percuma saja kan? Kamu masih akan menganggapku sebagai seorang pembohong.” kataku.
“Memang sih, tapi kupikir aku tak sepicik seperti saat itu. Waktu kamu tak menjelaskan semuanya padaku.”
“Saat itu kamu sudah pergi terlebih dulu marah meninggalkanku, bukan?”
“Aku memang marah, tapi itu karena kamu tak pernah menjelaskan apa-apa padaku.”

**

“Aku sadar aku tak pernah pantas mendapatkan kejelasan apa-apa darimu. Itu saja.”
“Aku harus bagaimana lagi? Bukannya aku sudah datang menemuimu?”
“Sekali, itu pun karena aku yang mendesakmu. Dan aku akui itu salah, jadi maafkan aku membuatmu terpaksa melakukannya.”
“Aku tak pernah merasa terpaksa melakukannya. Aku memang ingin menemuimu saat itu.”
“Yah, mungkin lebih tepatnya maafkan aku karena aku salah mengartikan pertemuan itu.”

**

“Seharusnya, saat ini kita tak saling bicara tentang kemungkinan.”
“Mungkin iya, tapi bila kita tak saling bicara tentang kemungkinan-kemungkinan ini, kita bisa jadi hantu yang saling membayangi satu sama lain.”

Dan malam itu hatiku kehilangan cahaya mentarinya, semakin lebat tertutup awan hitam.

Surabaya, Setahun yang lalu.

Setahun Berlalu

setahun berlalu. 
ada yang sudah benar-benar pergi. 
ada yang menghilang tapi tanpa memberi kepastian. 
ada yang hanya sementara namun tetap mengena. 
ada yang mencoba hadir tapi malah diusir. 
ada yang sesuka hati datang kemudian pergi, tapi selalu bersedia membuka hati setiap kali datang kembali.

setaun berlalu. lihat, saya masih baik-baik saja. :)
Sekali lagi kutekankan. Semua yng kutulis bukanlah puisi, anggap saja hatiku memiliki lidah dan itu semua ucap katanya.
Bila aku tersenyum saat ini. percayalah, mungkin sebagian alasannya adalah karena aku menyempatkan memikirkanmu dalam pikiranku :)
Aku menulis bukan bermodalkan Inspirasi atau Fantasi. Semua itu pernah terjadi, seperti mencintaimu, yang selalu terjadi berkali-kali.
Lihat, aku sedang membuat Capucinno hangat, ini minuman kesukaanmu kan ? Ahh lagi-lagi aku menenggak secangkir rindu malam ini .

Ada anak kecil menangis karena dia tidak bisa menulis & ada juga kekasih yang menulis karena sudah tidak mampu lagi untuk menangis. seperti itulah diriku, aku kehabisan air mataku.
X: ” apa kamu pernah merasa lelah memandangku ? ” | Y : ” Tanya Matahari, apakah dia pernah berhenti memandangi Bumi ? - Surabaya, setahun yang lalu.
Banyak hati datang silih berganti, mau hati yang seperti apalagi yang dicari, atau mungkin, hatimu sendiri yang harus kau ganti?
Memandangmu adalah hal favorit yang sering dilakukan oleh mataku.

Kecup keningku, sebab ada kamu dibalik situ, yang selalu teringat pekat, disetiap jeda nafasku.
Dan bagaimana mungkin aku meninggalkanmu, sementara secuil bagianku tertinggal di dirimu. Tertinggal? Tidak ! Dia memang tinggal disitu.

25 September 2012

Mendoakanmu


Di pagi buta seperti inilah aku biasanya berbicara dengan Tuhan, membicarakanmu.
Di pagi buta seperti inilah biasanya aku Bersujud mencium Rumah Tuhan, Berdoa semoga aku tetap bisa mencium keluargaku.
Di pagi buta seperti inilah biasanya aku menggali liang kenangan, mencari-cari alasan yang belum ku tau mengapa kau tertinggal dimasa lalu .
Di pagi buta seperti inilah biasanya selalu kubawa-bawa namamu dalam semua ucap Doa, ke Tuhanku .
Di pagi buta seperti inilah biasanya selalu kubawa-bawa namamu dalam semua ucap Doa, Mendoakanmu .
Sudah subuh, aku mau Berbicara dengan Tuhanku dulu, membicarakanmu .

04:55 WIB
Ditulis dengan hirupan udara pagi buta 
Muhammad Nizar Saputra
If I had wings and I could fly, I’d still walk with you, to our favorite places :)
Sebobrok apapun imanmu, janganlah munafik, sebab mungkin Tuhan agaknya bisa mengerti alasan tidak beriman ketimbang alasan munafik 

Hati tidak pernah salah, otak-lah yang selalu menyalahkannya dan seakan membuatnya bersalah .

Dalam satu lidah, aku mengucap satu nama, dalam satu nama aku memulai satu cerita, dalam satu cerita, aku berdoa, semoga tetap kamu. Itu saja

Menggenggam jemarimu adalah hal kedua yang paling aku sukai , setelah memelukmu :)
I think about the memories we shared, & smile. Then I cry, knowing it won’t be the same again.
Semacam ingin menggerakkan arah jarum jam ke kiri, agar waktu berjalan ke masa laluku lagi,dan mungkin nanti  aku bisa bertemu senyummu yang dulu lagi.
malam itu kepalaku seakan-akan menjadi medan tempur, otakku menyuruhmu pergi, hatiku menginginkanmu kembali. esoknya aku tau, dua-duanya mati” 
You want me to forget, Pretend we have never met. I've tried and I've tried, but I can't. You walk by, and I fall to pieces.
“aku mengirimkan seribu doa pagi ini, salah satu doanya berharap agar kita dapat berdoa dalam satu ruang yang sama, suatu hari nanti”
Cinta tak harus memiliki hanyalah kalimat favorit seseorang yang telah putus asa.
Bila membuka mata ialah cara melihat sesuatu yang ada. Mungkin menutup mata ialah cara untuk melihat sesuatu yang sudah tak ada.