19 September 2012

Masa Lalu.

Hai. . .Kemarin aku sedang bersedih, tapi seperti biasa, aku bisa menyembunyikannya dengan tawa.

Kenapa ya aku … aku sering begini? 
Kemarin aku pikir aku sudah berlari jauh meninggalkan sakit itu, tapi ternyata Aku masih di posisi yang sama. Keingintahuan itu terkadang menyakitkan, keingintahuan akan orang yang tidak tahu ada kita yang mengawasinya dari kejauhan. 

Pura pura lupa berkali-kali tidak membawaku pada amnesia.
Pura pura sudah sembuh tidak membawaku pada tidur yang nyenyak
Pura pura tidak menangis tidak membawaku pada senyum yang berkepanjangan. 

Entah kenapa kutuliskan surat ini, mungkin sebagai pengingat. bahwa aku, kita, pernah mengalami hal yang berat sebelum bertemu orang yang meringankan segalanya dalam sisa perjalanan. 

Ya Tuhan...Katakan padanya, dapat salam dariku, kamu di masa lalu.
Katakan, aku sungguh ingin memeluk dia sekarang, saat ini ... dan aku ingin dia mendengar kata dariku “Ada aku, semua akan baik baik saja”. 

Aku tahu mungkin bukan sekarang saat yang tepat bertemu dia, dan aku akan sabar menunggu hingga detik itu tiba.
Dia akan menjadi penampung semua peluk & semua air mata, ya kan?

Salam dariku, , ,untukmu, untuknya .... Kalian pasti sedang dan akan terus berbahagia.

TERIMA KASIH KENANGAN BERSAMAMU. :)
Orang yang menghina si cacat,
menghina langsung kemahabesaran Ilahi . hati-hati :)

Orang menjadi cantik karena lipstick di bibir,
tapi langsung jelek ketika bibir membicarakan bibir orang lain. Hati-hati :)

Orang yang patah hati semangatnya mungkin padam,
tapi dendamnya bisa berkobar-kobar , hati-hati . :P

12 Mei

Hallo 12 Mei 2012,
hari ini Aku ulang tahun, seperti biasanya, orang yang pertama kali ngucapin selamat ulang tahun adalah diriku sendiri, konyol memang, tapi biarin aja deh daripada sama sekali gak ada yang mau ngucapin hehehe…

Kalau ada orang di dunia ini yang gak pernah antusias dengan hari kelahirannya, salah satunya itu pasti aku, kenapa? aku benci tumbuh dewasa, eh.. tapi tunggu dulu, kayaknya kita semua gak pernah benar-benar tumbuh dewasa deh, aku pikir semakin tua umur kita, semakin berkurang jatah hidup kita di dunia. kita justru tumbuh sebagai manusia yang semakin ahli dalam hal berpura-pura, Aku benci melihat perubahan setiap harinya saat Aku tumbuh, ya walaupun gak semua yang Aku lihat emang bener-bener apa yang mau Aku lihat.

tapi Aku gak pernah benci pernah dilahirkan di dunia cuma untuk melihat dan mengalami hal yang gak Aku suka, bagaimana bisa Aku gak pernah minta dilahirin, sedangkan waktu Aku masih menjadi sperma Aku berenang paling depan buat nyamperin sel telur punya ibuku? ah ngaco.. :P

Semakin kita bertambah umur sepertinya kita makin paham ya kalau hidup terlalu berbahaya buat dilewatin sendirian, Aku emang gak terlalu banyak punya teman, Aku juga bukan tipe orang yang pandai bercerita tentang hidupku ke orang lain, tapi makin kesini kayaknya Aku makin ngerasa butuh orang yang bisa jadi tempatku berbagi, sekarang Aku udah nemuin orang itu, iya diriku sendiri.

Hari ini hari kelahiranku, hari ini seperti biasanya juga Aku ngelewatinnya sendirian di rumah, hari ini Aku sengaja pulang cepat ke rumah, cuma untuk memandang jam dinding yang nempel di kamar sambil sesekali tersenyum sebelum kedua jarum jamnya menyentuh angka 12.
hidup ini lucu ya? kita lahir ke dunia itu ditakdirkan selalu nangis, iya mungkin karena kita sendiri udah tahu kalau di dunia ini memang lebih banyak kesedihan yang bakalan kita terima daripada banyak hal yang bisa membuat kita tertawa, atau kamu mau ngebayangin setiap bayi yang lahir ke dunia semuanya akan langsung tertawa? menyeramkan..

 Seperti yang Aku bilang di awal, Aku benci tumbuh menjadi orang dewasa, Aku lebih memilih untuk menjadi anak-anak yang gak harus pusing mikirin hidup yang semakin kompleks. mikirin urusan orang, atau bahkan masalah percintaan yang kadang pahit.
Ah.. tapi toh hidup adalah pilihan, Aku harus bisa belajar memilih untuk bisa tetap hidup, kalaupun Aku gak bisa hidup untuk diriku sendiri, paling nggak Aku percaya ada segelintir orang di luar sana yang mungkin masih sayang sama diriku :) dan mengharapkan Aku untuk tetap hidup di tengah dunia dan segala permasalahannya yang kadang membuat Aku benci untuk hidup.

 ”Happy Birthday Blug… Happy Birthday Zar…” :)

Sidoarjo, 12 Mei  2012.
” Cinta itu ada di dalam hati sayang, bukan diluar mata, itu sebabnya kau dapat melihatku, meskipun dalam pejam “
Mencoba, lalu gagal, Lebih baik. ketimbang takut mencoba, lalu penasaran.
Kita pernah ada di lembaran hidup, pernah ada di selembar foto, juga pernag di selembar puisi. lalu tertiup waktu, kemudian hilang !!
Ingatan adalah tempat favoritku untuk menemuimu, karena di dalamnya aku sering merasa jika kau dan aku masihlah "kita".
Aku lebih memilih jika kita bertengkar saja. Daripada harus berpisah, lalu memulai mencintai orang lain lagi.
Engkau tetap yang terbaik, bahkan ketika hubungan kita buruk sekalipun.

Mungkin aku salah, mungkin engkau juga. Namun jangan jadikan itu alasan untuk pergi, tetaplah disini, lalu kita sama-sama belajar lagi.


Mungkin sebelum memulai pertengkaran, kita harusnya saling berjanji dahulu, jika semua itu harus diakhiri dengan pelukan

Aku ingin tetap ada di hari esokmu lagi, esoknya lagi dan esoknya lagi.
Suatu saat kau akan mengerti. Mempertahankan adalah hal yang lebih susah ketimbang melepaskan, lalu mencari pengganti !!!
Mungkin inilah mengapa ingatan diciptakan. agar kau nampak selalu ada, ketika kau tak ada.
Kita mungkin memang diciptakan, agar ada yg bisa merasa bahagia. - Sapardi Djoko Damono
Kau pernah menuliskanku di selembar kertas, sebelum melipatnya menjadi pesawat, lalu menerbangkannya, kemudian hilang!

Aku ingin membuatmu tersenyum sampai ibumu juga tersenyum melihat senyummu, sampai-sampai Tuhan juga tersenyum melihat kita semua tersenyum.

17 September 2012

Tatap mataku sekali lagi, mungkin aku bisa jatuh cinta kepadamu untuk yang kesekian kalinya lagi :)
Kau boleh membawa sebagian dari diriku,jika kamu benar bisa hidup dengan itu,kembalilah lagi,ambil sisanya, lalu jgn pergi,tetaplah disini . Bersamaku

Tuhan

Tuhan, jika dia memang sudah berada disurga,tolong arahkan telinganya ke bumi,aku ingin dia bisa mendengar apa yang kudoakan untuknya,tadi pagi.

pagi tadi aku berdoa, berharap dia akan baik-baik saja, semoga dia juga mengamininya, di alam sana.

Tuhan, jika dia memang telah tiada dan rohnya masih bergentayangan ,tolong buka mata batinku,aku sangat merindukannya.

Tuhan, jika dia sudah menunggu saya di surga, tolong gemuk-kan badan saya, saya tidak ingin dia mengucapkan “kerempeng, mana keren “

Tuhan, kalaupun dia telah tiada, reinkarnasikan dia menjadi hujan, mataku selalu setia menjadi cawan, untuk menggantikan air mata yang hilang, karena kepergiannya .

Setahun Yang Lalu, Surabaya dan Cerita.

Aku kembali mengingat mata teduh itu. Mata teduh yang sama dengan saat pertama kalinya kulihat setahun yang lalu. Mata yang membuatku jatuh cinta dengan selengkung senyum cantik yang membuatku merasa dunia ini sudah indah tanpa perlu surga. Aku masih ingat malam itu. Setelah hujan setengah hari yang mengguyur Surabaya. Ketika sepasang mata itu sekilas memandangiku kemudian melempar senyum. Sungguh aku tak ingat lagi bagaimana kejadian berikutnya hingga malam itu aku dan dia akhirnya duduk semeja, berbicara dan bercerita tentang banyak hal.

“Secepat itukah kau jatuh cinta?”
“Ya.”
“Kenapa?”
“Nah. Itu pertanyaan sulit.”
“Sulit bagaimana? Tinggal bilang karena dia cantik bukan?”
“Dia lebih dari sekedar cantik.”
“Apa lebihnya?”
“Nah. Itu pertanyaan sulit.”
“Sulit bagaimana?”
“Kalau dia cuma cantik, mana mungkin aku setergila-gila ini?”

Kenyataannya memang aku telah jatuh cinta. Kenyataannya pula dia, perempuan yang kukagumi dan kucintai sepenuh hati itu ternyata memang tak dilahirkan untukku. Dia telah menambatkan hatinya pada hati yang lain, yang mungkin saja mencintai dia dengan cara yang lebih baik dari caraku. Setelah kenyataan itu, aku menjelma menjadi pengecut yang terlalu takut mengatakan cinta. Atau mungkin juga pengecut yang terlalu takut akan karma.

“Kenapa tak kau katakan cintamu?”
“Dia sudah punya kekasih.”
“Cinta itu urusan kamu dengan dia. Bukan urusan kekasihnya.”
“Jadi harus tetap kukatakan cintaku?”
“Coba kau ingat-ingat, sudah berapa kali kau memendam cinta diam-diam seperti ini?”
“Well. Aku juga tak tahu kenapa aku selalu jatuh cinta di saat yang tidak tepat.”
“Kenapa tak tetap kau coba katakan cintamu? Bisa saja dia lebih memilihmu daripada kekasihnya itu bukan?”
“Ya. Bisa saja.”
“Hampir semua orang yang sudah punya kekasih masih berpikir untuk mencari kekasih yang lebih baik.”
“Ya. Bisa saja dia menerimaku dan meninggalkan kekasihnya itu.”
“Good. Lalu kenapa tak kau coba katakan cintamu?”
“Aku tidak bisa.”
“Berarti kau tak sedang terlalu jatuh cinta.”

Aku tak pernah peduli dengan segala macam teori tentang cinta. Bagiku tiap orang punya cara sendiri untuk memaknai apa artinya mencintai. Tak terhitung banyaknya buku yang kubaca, film yang kutonton dan cerita yang kudengar tentang kisah-kisah cinta. Nyatanya mereka semua menikmati cinta dengan pemaknaan yang berbeda. Cinta adalah airmata, cinta adalah nafsu, cinta adalah sayang yang teramat sangat, cinta adalah cemburu, cinta adalah kebodohan yang dinikmati bersama-sama, cinta adalah ego, cinta adalah hidup, dan sebagainya, dan sebagainya.

Hujan



“Dia pacar kamu?”
“Yang mana?”
“Perempuan yang selalu jadi inspirasimu menulis.”
“Yang mana? Ada banyak.”
“Hoo.. Ada banyak. Dasar tukang nyepik.”
“Eh. Bukan. Maksudku ada banyak cerita yang kutulis. Inspirasinya beda-beda. Perempuan yang mana?”
“Yang paling banyak ada dalam ceritamu. Sepertinya cerita-ceritamu tipikal. Inspirasinya orang yang sama dan itu-itu saja. Selalu ada Sheila On 7.”
“Inspirasinya beda. Aku hanya menulisnya dengan hati yang sama.”
“Dengan cinta yang sama juga?”
“Bukan. Inspirasi tak selalu berarti cinta. Cintalah yang bisa mendatangkan inspirasi.”

Aku tak  tahu dia paham dengan kalimat ngawurku atau tidak. Tapi dari sudut mataku kulihat dia tersenyum lucu. Matanya menerawang, entah sedang memikirkan apa. Hujan yang mengguyur sejak maghrib belum juga reda. Masih menyisakan gerimis yang kalau nekad diterjang tetap akan membuat sakit kepala. Dia sedang tak membawa payung. Bodohnya, aku sedang tak memakai jaket. Seharusnya akan romantis kalau di gerimis seperti ini aku memberikan jaketku padanya. Aku akan berkata kalau lelaki berzodiak Taurus sepertiku tak pernah takut dengan air hujan. Aku juga akan berkata bahwa tak semua bidadari bisa tahan sakit kepala. Aku tak yakin dia akan menganggap kalimat itu lucu atau tidak. Tapi setidaknya dia pasti tersenyum. Dengan begitu hatiku yang menggigil kedinginan ini bisa mendapatkan penghangatnya.

Kunyalakan batang terakhir dari bungkus rokok menthol di tanganku, menghisapnya dalam-dalam, kemudian menghembuskan asapnya perlahan. Aku kembali memandanginya.
“Apa lihat-lihat?”
“Aku nggak melihat. Cuma mengagumi.”
“Nggak bisa lebih keren dikit gombalnya?”
“....”

Aku diam. Bukan tak mau menjawab. Tapi menikmati waktu yang seakan berhenti saat kalimat itu meluncur dari bibirnya yang tetap tersenyum dengan cantiknya. Dan kalian terlalu cepat mengatakan ini adalah cerita tentang cinta. Bukankah sudah kukatakan tadi kalau inspirasi tak selalu berarti cinta?
***

30 Detik Deduksi

“Semalam aku menonton film yang minggu lalu kamu copy,” katanya sambil menyerahkan kaleng dingin berisi minuman susu kedelai itu kepadaku. Aku menatapnya sekilas. Mengagumi kedua mata coklat dan senyum cantiknya yang malam ini tampak sedikit lain dari biasanya.
  “Oh ya? Bagaimana menurutmu?”
“Keren.” Jawabnya. “Aku tak menyangka ada yang bisa sepintar dan seteliti itu. Bisa mengetahui kebiasaan, pekerjaan bahkan kelemahan  orang hanya dengan melihat penampilannya sekilas.”
“Kalau kata orang jawa, ajining raga saka busana.”
“Maksudnya?”
“Dihargai atau tidaknya orang bisa dilihat dari penampilannya. Kurang lebih seperti itu.”
“Lho? Kenapa kurang lebih?”
“Aku sebenarnya tak paham benar maksudnya.”
“Bukannya kamu 100% jawa?”
“Mungkin tepatnya jawa murtad.” Jawabku.
“Aku kurang paham dengan kalimat-kalimat pepatah seperti itu.”

Dia tersenyum, lalu membuka sachet snack bantal berisi krim coklat itu dengan hati-hati, kemudian meletakkannya di atas meja.

Sampai di sini, sepertinya aku tak perlu lagi menceritakan kisah selanjutnya. 30 detik benar-benar kumanfaatkan untuk mengagumi lebih jauh wajah cantik dan sosok yang menghantui pikiranku sejak sebulan belakangan itu.
Selama 30 detik aku merasa sedang menjadi seorang kurator seni yang dihadapkan pada sebuah mahakarya sempurna. Selama 30 detik juga aku setengah mati berusaha menjaga mata dan senyumku agar tetap terlihat wajar dan tidak mesum. Selama 30 detik juga aku berusaha menahan diri agar tidak lepas kendali dengan tiba-tiba menciumnya.

Well.. Kalian boleh sebut aku munafik, tapi sebenarnya aku bukan orang yang mudah jatuh cinta pada pandangan pertama. Mengagumi kecantikannya, itu sudah pasti. Tapi berpikir untuk menjalin hubungan dan komitmen bersama? Sungguh aku butuh waktu untuk sampai pada pemikiran itu.
Teman-temanku bilang aku terlalu banyak berpikir, terlalu banyak pertimbangan dan terlalu menakutkan hal-hal kurang penting atau belum terjadi. Itu sebabnya sampai sekarang aku belum juga menemukan orang yang tepat untuk dijadikan pacar.

Memang sempat ada dua-tiga peluang yang lewat, tapi tetap saja ujung-ujungnya hubunganku jalan di tempat dan akhirnya berakhir sebelum sempat dimulai. Aku tak bisa terlalu rumit dalam memaknai cinta dan segala makna turunannya. Asalkan sudah saling menyayangi, buatku itu cukup. Aku bahkan tak peduli kalau perasaanku dibilang bukan cinta. Entahlah, aku juga tidak tahu apakah pemikiran sederhana itu bisa disebut kekurangan ataukah kelebihan.

Yang terjadi setelah 30 detik itu juga mungkin sudah bisa kalian duga. Deduksiku benar-benar asal ngomong dan berujung kalimat-kalimat gombal jayus yang mungkin sudah sering digunakan sejak jaman Soekarno masih berpacaran dengan Fatmawati.

Tapi ada satu hal yang kalian harus percaya. Sesuatu yang kulihat dari matanya, tapi tak kumasukkan dalam daftar deduksi gombal yang kujelaskan.
"Aku melihat orang lain di matanya. Seorang laki-laki. Aku tak tahu itu siapa. Mungkin mantan pacarnya, mungkin saja orang lain entah siapa dan entah dari mana yang dia kagumi bertahun-tahun kemudian mengecewakannya. Sekali lagi, aku butuh waktu untuk berpikir perasaan ini kulanjutkan atau tidak, kuperjuangkan atau tidak, atau jangan-jangan hanya mengulang kisah-kisah sebelumnya. Berakhir sebelum sempat dimulai."
***

Senyum Seorang Yang Aku Kagumi


Saat aku sedang menulis ini, yang terjadi adalah sebagai berikut.
Hujan deras mengguyur Sidoarjo dan sekitarnya. Langit yang tertutup awan gelap itu mendadak mengingatkanku pada film End Of Days. Aku sedang duduk manis di dalam kamar, sesekali memandangi hujan di luar lewat kaca jendela kamar yang basah, ditemani segelas kopi susu yang isinya tinggal separuh, sebungkus kacang atom yang juga tinggal separuh, dan suara Duta Sheila On 7 yang menyanyikan Terlalu Singkat terdengar dari speaker  di atas meja dalam kamar.

Untaian rasa yang kuselipkan
Semoga mampu ‘tuk meluluhkan
Hati pemilik senyum itu

Aku sedang suka lagu ini. Itulah kenapa sejak setengah jam yang lalu, hanya lagu ini yang kuputar berulang-ulang. Menurutku liriknya bagus. Sederhana, namun sangat mengena dan menunjukkan rasa percaya diri yang besar pada seorang laki-laki yang sedang jatuh cinta.

Dan pikiranku lantas tertuju ke perempuan itu. Sosok yang diam-diam kukagumi dan sering memenuhi pikiranku akhir-akhir ini. Perempuan dengan segaris senyum tercantik di dunia, terukir dengan sempurna di wajahnya.

Aku masih ingat kapan dan di mana pertama kali aku bertemu dengannya. Tapi rasanya terlalu panjang kalau kuceritakan semuanya di sini, dan kupikir kalian juga takkan peduli. Satu-satunya hal yang mungkin perlu kalian tahu adalah, hari itu aku masih terlalu pengecut dan belum berani berkenalan dengannya.

Aku bahkan tak tahu namanya, dan tentunya dia juga tak tahu namaku. Namun saat pertemuan berikutnya, sekitar dua  minggu kemudian,  aku sudah berani menyapanya. Kemudian kami berkenalan, saling menyebutkan nama, aku tersenyum kepadanya, dan dia membalas dengan senyum cantik yang langsung membuatku yakin kalau dunia ini sudah sangat indah tanpa perlu lagi surga.

Berbagai cara akan kucoba
Agar aku takkan kehilangan
Pandangan dari senyum itu
Dan bisa aku katakan
Jadi kekasihku akan membuat
Kau jauh lebih hebat
*
“Lalu di mana kita bisa bertemu besok?” tanyanya di telepon.
“Halte Depan Alun-alun kota?” tawarku.
“Kenapa harus di situ lagi?”
“Lagi? Bukannya minggu lalu kita tak jadi bertemu di sana?”
“Bagaimana kalau halte Depan Pondok Jati?” dia bertanya balik.
“Hmm.. Oke.”
“Nah. Deal. Berarti kita akan bertemu di sana besok, jam 19:19.”
“Sebentar,” selaku. “Kenapa harus jam 19:19?”
“Besok akan kuceritakan deh.”
“Dan satu lagi.”
“Apa?”
“Kenapa di halte?”
“Karena di seberang halte itu,” jawabnya. “Maksudku di Sana, ada tulisan, ‘Karena Cinta, Kami Kembali’. Tagline di banner reklame”

Aku tidak berkata-kata lagi. Dan percakapan di telepon itu berakhir sampai di situ.
Kisah ini memang hanya tentang sebuah senyum tercantik di dunia.
Tepatnya pemilik senyum tercantik di dunia. Dan seorang laki-laki yang sedang mengaguminya.
Tak ada yang lain, hanya dia.

Jika kau pernah merasakan, bahwa jatuh cinta bisa membuatmu kehilangan kata-kata, dan ujung-ujungnya hanya menjadi cerita tak jelas seperti ini, sepertinya saat inilah aku benar-benar sedang mengalaminya.
***

16 September 2012

Hey Kamu !


Hei kamu, masih ingat lengan ini ?, yang dulu melingkar hangat memelukmu, dia merindukanmu .
Hei kamu, masih ingat punggung ini ? yang senang menggendongmu dikala kamu malas menggunakan kakimu. dia menunggumu.
Hei kamu, jemariku menggerutu, dia menginginkan genggaman tanganmu, seperti dulu .
Hei kamu, masih ingat keningku ? landasan terindah saat kecupan bibirmu mendarat disitu
Hei kamu, masih ingat bola mata ini ? yang setia menatap indah senyummu, disaat senyum itu masih tertuju untukku, | Dulu |
Hei kamu, masih ingat pundak ini ? sandaran ternyamanmu saat kita saling mencumbu rayu
Hei kamu, masih ingat jantung ini ? berdetak ribuan kali lebih kencang, saat goresan sidik jarimu menyentuh epidermis kulitku
Hei kamu, jangan pura-pura tak tahu, beri aku hangat lingkar lenganmu .
Hei kamu, jangan diam membisu , gendang telingaku membutuhkan sentuhan tawamu

Surabaya, setahun yang lalu (2)

#Aku suka meja. mengingatkan disaat kita makan sate bersama, raut wajahmu saat melahapnya, aku suka. walaupun aku tau itu sudah piring ketiga :).

#Aku suka Paramore. mengingatkan disaat kau memintaku untuk menyanyikanya, dan aku melakukanya. walaupun aku perlu seminggu untuk menghafal liriknya.

#Aku suka dengan bulan, mengingatkan disaat kita duduk 

bersama di teras rumah,memandang purnama .

Menulis


aku menulis disaat lidah dan bibir tak mampu lagi berkompromi untuk menerjemahkan sebuah rasa yang terjajah didalam jiwa
aku menulis karena mungkin dengan ini hati dan nyawaku bisa sedikit bernyanyi
aku menulis karena ribuan kosakata terbelenggu dalam kalbu dan akan aku keluarkan satu persatu ke tetesan tintaku.
aku menulis karena syaraf motorikku yang belum membeku,yang masih meraba-raba yang mana racun yang mana madu
akumenulis  untukmu langit biru, untukmu para serdadu, untukmu hati merah jambu
aku menulis disaat pikiranku mulai mual dan aku memuntahkannya begitu saja dengan jiwa sebagai senapan dan pena sebagai pelurunya.
aku menulis dikala saat rasa dan karsa tak dapat di terjemahkan oleh kosakata dan lidah

Surabaya, Setahun yang lalu.

#Aku suka warna hitam, mengingatkan disaat kau membuatkan kopi untukku. meskipun lupa memberinya gula, aku tetap menghabiskanya.

#Aku suka kumis. mengingatkanku disaat aku bertanya padamu. "itu supirmu?", namun kamu jawab "itu buapak-ku". lalu kau diam seminggu. :)

#Aku suka kacang. mengingatkan disaat kita makan siomay deket indomaret. bahkan aku masih ingat kesukaanmu, gak pake tahu & kentangnya dibanyakin.

#Aku suka melihat lilin. mengingatkanku akan ulang tahunmu,kau bilang aku kado istimewamu. Namun aku tau, itu dulu. ^_^

#Aku suka melihat jam dinding. mengingatkanku disaat aku terburu-buru untuk menjemputmu. Aku tau kau tak suka menunggu.

DIA


Dia adalah kenangan terindah,walaupun dia telah tiada,aku terus memelihara bayangnya,karena hanya dengan cara itu aku membuatnya tetap ada
Dia itu lucu, mukanya seperti unta tapi entah mengapa sifatnya seperti panda …

Dia sangat manja, bahkan aku harus mengunyahkan makanannya saat dia malas untuk menggunakan giginya
Dia jarang mandi, walaupun begitu , saya tetap merindukan aromanya, aku suka
Dia adalah jiwa yang penuh mantra, menyihirku sejak tatapan pertama, bahkan senyuman manis bibirmu sudah aku anggap matahari kedua
Dia adalah kesalahan terindah , jika mencintai #dia adalah sebuah kesalahan, #aku tak akan pernah ingin menjadi benar .
Dia adalah sesosok bayang, bayang yang tak pernah nyata dan  tak pernah ada …
Dia  adalah aku,aku yang rela melakukan apa saja hanya demi melihatmu sedikit tersenyum di tengah luka yang sedang aku kunyah
Dia seseorang yang sedang berusaha ingin menjadi imam yang baik untukmu,untuk hidupmu, ya dia itu aku
Dia selalu bilang “aku untukmu” selamanya, walaupun aku rasa itu mustahil, namun aku senang untuk mendengarnya .

Dia selalu memasang senyum ceria saat aku sapa, padahal aku tau, dia menyimpan seribu duka

Dia yang pernah ngatain saya “dasar setan” saat saya bilang “dasar bekantan” .
Dia adalah alasan mengapa aku tidak mendengarkan mereka .

MATI !!!


disaat maut datang untuk menikmati nyawa mu,lalu paru-paru memproduksi nafas terakhirmu,dan malaikat IZRAIL berjarak satu senti dari bola matamu 
mati, adalah hal terakhir yang aku lalui setelah aku puas memandang indah senyummu dan kau ibu dari anak-anakku …
mati, disaat aku dipelihara sunyi, dirawat oleh sepi, dimanjakan oleh mimpi dan tak diberi jalan ke bumi, aku sendiri.
mati - hanya kain putih bersih yg menutupimu dari semua dosa-dosamu,gumpalan tanah yg menutupi peti matimu & malaikat NAKIR siap mewawancaraimu
mati, disaat bau tubuhmu tergantung jumlah amal & dosamu, organ tubuhmu akan menjadi saksi & tersangka tentang apa yang kau lakukan di bumi
mati, disaat tanah menelanku ke perut bumi, mengarahkan perjalananku ke pintu neraka yg dijaga MALIK atau menikmati alam surgawi .
mati, disaat jantungku enggan lagi bernyanyi untukku, dan nyawa ini ingin kembali ke tempat asalnya lagi, ragaku sendiri
mati itu undangan suci, tanpa ada keterangan peta lokasi, tanpa ada keterangan waktu kapan itu akan terjadi
mati itu pasti, tak bisa kompromi, tak bisa diingkari,itu adalah momen yang pasti dihadiri .
mati adalah hal terakhir yang aku lalui, setelah aku puas memandang indah senyummu dan kau ibu dari anak-anakku

Love Quote 2



Bila pada akhirnya kamu tak menemukan seseorang yang menyayangimu, cari di folder "yang pernah kamu sia-siakan" mungkin dia ada di sana.


Hearing your voice makes everything better.

Aku ingin berhasil dalam berjuang, dan aku ingin kau yang menginginkan aku berhasil.

Setelah sanggup menyentuh awan, ia ingin menyentuh bintang. Setelah tiba di angkasa, ia rindu menjejakkan tanah.

Untuk meyakinkan diriku sendiri, aku perlu mendengarkan hatiku sendiri, ketika mendengarkan hatiku, aku mendengar suaramu.

You are the tallest man on the world. Ups sorry, not you, your ego.

Jangan sering berpikiran buruk tentang aku. Sebenarnya kau hanya sedang memikirkan sesuatu yang tak pernah kupikirkan.

Mengambil pelajaran dari yang sudah-sudah tidak sama dengan membahas yang dulu-dulu.

Ada banyak perempuan cantik di hidup ini, namun aku memahami hanya ada satu perempuan yang sanggup mencantikkan hidupku.

Ia marah, karena ia peduli. Ia marah karena ia sayang, ia marah karena ia ingin memperbaiki.

Segala yang sanggup membuatku bahagia, nampaknya sudah ada di helaan nafasmu. Maka wajar di tiap aku mengingatmu, aku sanggup bernafas lega.

Andaikata kakiku tak sanggup lagi untuk melangkah, maka aku kan tetap bergerak, walau merangkak.

Segala yang ada di depan mata takkan sanggup menandingi kamu yang telah ada di dalam hati.

Suatu saat nanti, bila akhirnya kau tersadar dan merasa kehilangan, semoga kau ingat, itu aku.

Tak peduli tinggi gelombang, atau dihantam karang. Di hatimu tempat segala tenang, aku kan tetap pulang.

Ia tak hanya baik. lebih tepatnya, ia sanggup memperbaiki. Dengannya, aku memahami, aku ialah aku yang kian membaik.

Bila kamu belum ada di kamar tidurmu, bagimana aku bisa tidur? :3

Sederhana saja, sayang. Bila tak ingin aku pergi, jangan biarkan mereka datang.

Yang lahir, akan mati. Yang datang, akan pergi. Bisakkah kau temani aku, di antara keduanya? sampai entah.

Cinta tak pernah buta, ia selalu sanggup melihat, bahkan tanpa dengan membuka mata.

Aku membutuhkanmu, seperti mata yang membutuhkan cahaya, seperti telinga yang membutuhkan suara.

Kebahagiaanku bagai kincir angin, yang selalu berputar, terhembus gelak tawamu.

Love Quotes


Ketika aku diam, sebenarnya hati dan pikiranku sedang membicarakanmu, sayang sekali kau tak bisa mendengarnya.

Di dalam dirimu ada diriku, di dalam diriku ada durimu. :|


Jangan salahkan orang ketiga. Seperti yang pernah kukatakan, anjing takkan masuk, bila pintunya tidak dibuka.


Seringkali aku tetap merasa bahagia. Bila aku sedang susah, tetapi kau tetap ada.


Ia terlalu sibuk mencari seseorang, sampai-sampai ia tak menyadari bahwa ada seseorang yang juga begitu sibuk mencari dirinya.


Masalah demi masalah bermunculan seakan datang untuk mengasah, dan tanpa disadari, semakin lama, kita semakin tajam.


With love, you took me, from a boy, to be a man.


Bila pada akhirnya aku terjatuh, dan tak sanggup untuk berlari, aku kan tetap merangkak, dan mengejarmu lagi. Senti demi senti.


Rasanya tak mungkin kamu merasakan rasa sayangku bila kamu belum menyayangi dirimu sendiri.


Ada yang merasa dilarang, padahal dia lagi disayang. Ada yang merasa terbang bebas, padahal ia hanya sedang terjatuh.


Seringkali aku berpikir, ini aku yang tak pernah cukup untuk hatimu atau kau yang selalu meminta lebih?


Aku mendoakanmu, sebab kau juga bagian dari doaku yang terkabulkan.


Trying to forget you? for me it's like trying to forget how to breathe.